Pernahkah terjerembab di kubangan luka
terjebak dalam temaram
tiada cahaya menerangi
berkali menemukan lubang yang sama
menikmati rasa perih tak berkesudahan
memar yang mengendap
tlah bersemayam di palung terdalam
Tak perlu menghentikan langkah menyudahinya
membuat luka semakin memburu
pijaklah dengan kelembutan
resapi duri yang melekat
karena penggalan fragment derita hidup
hanyalah belukar rasa
Bermukim lama ataupun sebentar
akan mengisi lembaran waktu
pejalan jiwa sejati
mampu menikmatinya dengan kelenturan
kalau itu hanya permainan rasa
Rabu, 21 Desember 2011
Jumat, 02 Desember 2011
Riak Rasa
Percik sendu endapkan rasa mengalir di sungai kehidupan,
melarung bersama riak gelombang pasang surut menjadi kodrat alam…
mencoba bertahan dalam langkah dayung keikhlasan yang kukayuh
berpayung kepasrahan di setiap jengkal do’a bergumam
Aku hanyalah sepotong asa, bergerak ikuti arus nalar
meski lelah mendasari dominansi sepenggal perjalanan
letih menyusup di sela pengandaian tak terjawab
meniadakan sesal kala harapan tak terdekap
Aku hanyalah segenggam hasrat, melaju dengan bisik kata nurani
tak peduli diluar sana berkicau bahwa itu keegoan
tak bergeming akan letupan yang muncul tentang egosentris
karena ku hanya mampu untuk menjalaninya cukup dengan mengulum senyum
Bagiku senyum adalah terapi jiwa di klinik rasa
didalamnya menyimpan ruh yang bertajuk kesabaran
jauh dari syahwa sangka mengiringi
hanya sang diri yang mengenalnya senyum sebagai penyembuh
Kamis, 17 November 2011
Sekeping pinta
Dalam cahya retinamu yang rimbun akan imaji
hendak kau tuang tapi limbung akan penat tak bertuan
ada hasrat berkisah sebuah keinginan
hanya mampu ungkap dalam batas pinta yang semu
Dirimu dan kesunyian
terbata dalam rangkai kemajemukan angan
ada sekat untuk melambungkannya
hanya mampu mengendap di lengkung waktu
Sekeping pinta dalam desah
Minggu, 23 Januari 2011
Kabut diujung Terawang
Hambar diujung tanduk alur pentas kehidupan
pesta tlah usai
pengap menyesak aliran oksigen tersumbat
di sela detak jantung menderit
kala sabda-Mu menyeru
" waktumu singkat "
seketika luapan tanya mengapung
" benarkah tiba masanya "
Duh Gusti
kelak saat rahasia-Mu menyuara
bukakan gerbang keikhlasan
tuk masuk dengan legawa dalam dekapan-Mu
merebah di pemberhentian-Mu
Izinkan sesaat
diantara ada dan tiada
kembangkan layar jemari
tuk seuntai lambaian menjalar
diujung terawang
Selasa, 18 Januari 2011
~~ Kristalkan Waktu Bersamamu ~~
Terbangun dari lelapku yang panjang
Suaramu menyusup kagum telingaku
Hantarkan aksara indahmu
Yang selalu kudamba untuk setia menyimak
Dirimu mulai mengeja bait demi bait
Senandungkan alunan karya sukmamu
Tanpa jeda diantara nada terkait,,,hingga
Kunikmati dengan retina tak berkedip
Sesaat ketakutan hinggap di benak jiwa
Rasa kehilangan
Moment waktu yang tak akan kurasakan lagi
Karena dirimu bermakna
Dan terlalu indah untuk berlalu
Ijinkanlah,,,
Kuingin engkau menjadi rumah bagi jiwaku...
~~ Sekelumit Nada Sumbang ~~
Geluti malam dalam pelukan
Aku kembali dalam hening yang panjang
Menuju sendiri dalam kehampaan
Membawa bauran rasa
Tentang ketidakpastian
Malam-Mu senyapkan batin
Iringi lelap menuju peraduan
Endapkan rasa tak bertuan
Dan ikhlas-Mu tlah bersarang di jiwa
Meski nanar memerahkan kelopak
Walau degup dada menggeliat
Tak mampu gejolakkan amarah
Karena asma-Mu menenggelamkannya
Kupeluk malam yang semakin kelam
Sejukkan hati penuh damai
Hilangkan rasa yang mendadak tercoreng
Kembali menemui hening yang semakin tua
Menanti ufuk mentari ubahkan warna hati...
Sabtu, 08 Januari 2011
~~ Hampa,,, ~~
Asaku beku
memadat seiring masa
menggempur sela imaji
tak mampu luapkan rasa
hanya hening temani raga
damba setitik sinar menguak
aliri seonggok jiwa yang terpuruk,,,
Asaku beku
pekat bertumpuk kelam
menyesak ruang hampa
tak lagi memburai walau setetes
yang tergambar bayang semu
berharap gemuruh angin berhembus
merasuk jiwa tengadahkan kepala
Walau asaku beku
tidak dengan jiwaku
yang selalu berhasrat
penuhi ruang hampa
yang tidak kosong
Langganan:
Postingan (Atom)