Rabu, 21 Desember 2011

Belukar rasa

Pernahkah terjerembab di kubangan luka
terjebak dalam temaram
tiada cahaya menerangi
berkali menemukan lubang yang sama
menikmati rasa perih tak berkesudahan
memar yang mengendap
tlah bersemayam di palung terdalam

Tak perlu menghentikan langkah menyudahinya
membuat luka semakin memburu
pijaklah dengan kelembutan
resapi duri yang melekat
karena penggalan fragment derita hidup
hanyalah belukar rasa

Bermukim lama ataupun sebentar
akan mengisi lembaran waktu
pejalan jiwa sejati
mampu menikmatinya dengan kelenturan
kalau itu hanya permainan rasa

Jumat, 02 Desember 2011

Riak Rasa



Percik sendu endapkan rasa mengalir di sungai kehidupan,
melarung bersama riak gelombang pasang surut menjadi kodrat alam…
mencoba bertahan dalam langkah dayung keikhlasan yang kukayuh
berpayung kepasrahan di setiap jengkal do’a bergumam

Aku hanyalah sepotong asa, bergerak ikuti arus nalar
meski lelah mendasari dominansi sepenggal perjalanan
letih menyusup di sela pengandaian tak terjawab
meniadakan sesal kala harapan tak terdekap

Aku hanyalah segenggam hasrat, melaju dengan bisik kata nurani
tak peduli diluar sana berkicau bahwa itu keegoan
tak bergeming akan letupan yang muncul tentang egosentris
karena ku hanya mampu untuk menjalaninya cukup dengan mengulum senyum

Bagiku senyum adalah terapi jiwa di klinik rasa
didalamnya menyimpan ruh yang bertajuk kesabaran
jauh dari syahwa sangka mengiringi
hanya sang diri yang mengenalnya senyum sebagai penyembuh