dengan lembut angin meniup
selembar daun hingga lepas dari tangkainya
jatuh perlahan menjamah bumi
lalu kupungut dalam telapak
mengapa engkau pasrah tanpa keluh : bisikku lirih
dengan bijak, terdengar gumammu :
bila tiba saatnya, apapun akan meluruh
dan saat angin membelai permukaanku
bukankah itu sebagai wujud kasih sayang-Nya
dalam bentuk pendar cinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar