Senin, 23 Juli 2012

Mengabadikan senja


Dibentang angkasa nan teduh, menggurat jingga berlaksa makna
kala surya perlahan hendak benamkam jejak
senyum simpul memuja hari, kagum akan pesona alam-Mu
hati pun bersuara
menguntai alunan jiwa
selembut rasa mendekap
terajut cerah berseri
dibawa naungan cinta sahaja

Senja ku
adamu, kubiarkan juga berlalu
membawa cerita nurani berbalut rindu
kan selalu bersenandung
dalam
sepenggal kata tertahan
nafas pun terdiam dalam isak
hanya sepercik menetes tak berucap

Dari seraut wajah yang terbias cahayamu
saat mengabadikanmu
disela perjalanan bersanding rasa damai




Rabu, 04 Juli 2012

Genangan renung







Menepi dipinggir genangan hasrat yang deras tak mengenal jeda
beriak segunung asa yang bertajuk keinginan
kadang gemuruh berombak ketika wajah wajah saling berkejaran
berebut wujud antara pasti dan absurd

Hingga letih memapah raga
jiwa pun lunglai dalam hitungan waktu
tanpa terasa usia kian mendekati batas bilangannya
sedang badan masih lena dalam buai ayunan semu

setelah itu mendayu kembali
seraya mengibah penuh harap kala asa tak terdekap
lalu bertanya pada sang diri tentang pemberhentian
sampai dimana gelombang itu kan menemukan muara

mungkinkah saat keakuan telah mencapai
ambang keseimbangan
ahh..
penaku hanya mampu meliukkan tariannya
mengukir renungan dibingkai kanvas


Selasa, 03 Juli 2012

Lakumu







Tak harus cantik untuk menjadi indah
tak perlu berhias penuh pernik polesan untuk tampil menawan
dan tak dibutuhkan kemewahan sebagai ornamen
untuk semaikan aura pesona sang hati

Pribadi berbingkai keindahan
terpantul pada cermin kebersahajaan
ada jiwa yang terpatri selalu menempatkan telapak diatas saat tindak mengepak
tanpa tendensi yang mengiringi setiap tapak

Dan ketika bersahaja membudaya sebagai lakumu
jejak yang terlewati akan berbekas mengabadi
melekat dalam sanubari yang tertinggalkan
bukan dari yang tertuang menjadi takaran

namun kemurnian yang tulus
tercetus dari sebongkah hati nan suci
kemilau itu pun terkuak dari cangkangnya
bagai permata berpijar kesahajaan






Jumat, 15 Juni 2012

Sebuah ingin

Ada rasa menyemai
saat deret abjad tertatap retina
dalam sapa pesan bertaut
silirkan deru menggelora gemuruh

seiring nafas terengah
hadirkan wewangi tak sedap
selipkan sebilah tanya
dia lagi kah....?

akh
geliatku makin menggila
meronta tak berhaluan
ingin ku menyudahi

tapi hanya sebuah ingin
ternyata....


Biarkan

Semua tak mungkin terlupa
biar dan biarkan mengalir apa adanya
perih yang merambah sukma
pedih yang tak tertakar dengan kata

mungkin akan butuh penawar
melalui setiap titik perjalanan
setidaknya untuk bertahan
saat rasa terdera lagi

ah sudahlah
biarkan saja
bagiku semua hanyalah sebait cerita
yang mungkin tak berujung

mengapa harus meranggas
bila itu hanya sebatas sentilan
biarkan saja
sampai dimana kisah kan bermuara

Entah..........

Sabtu, 09 Juni 2012

Tentang tanya

ada resah menggelayut
rambati pori denyut nadi
tikam ulu hati berdentum
meski mendayu namun kencang bergaung

mencoba bungkam kisi nurani
redam praduga dalam seonggok tanya
mencoba diam halau prasangka
singkirkan syahwa yang melilit

Tau kau kau
ketika hening menderit senyap
pilukan hati dalam debar
membelai harap tak terjadi
apa yang ada dalam rasa

semoga saja...


Jumat, 08 Juni 2012

Dengarkanlah

Wahai Sang Maha pemilik cinta
meski lama tak kudendangkan
kidung ayat suci melantun
bukan karena ketiadaan hasrat
melainkan terjerat kemilau cinta diluar sana
hingga lidah kelu tuk membaca larik tafsir Mu
hmm..

Tuhan
maafkan jika kurebahkan kembali
sekujur raga di singgasana Mu
maknai hijaiyah nan tergurat dalam firman Mu
dan di bentang sajadah putih mengabadi
ku kirimkan senandung aroma jiwa
perisai rindu buncahi rasa dari cintaku

Tau kah Kau, Tuhan..?
bukan maksud menduakan Mu
sadarku kala senyap membuai hening
diperabuan sepi
memilah bilahan arti perenungan
akan hakikat tentang perjalanan

Hanya Engkau
yah, hanya Engkau Allah ku
yang paling mengerti aku



Rabu, 06 Juni 2012

Bersama Mu

Inginku bermanja sambil merajuk pinta
tak perlu ada kata tersirat
pun cerita yang mendayu sendu
hanya akan memudarkan tautan
Engkau dan ada ku
hingga menjadikan kesenjangan menganga

Dengan Mu
yah, cukup bersama Mu
tak perlu mengundang yang lain
ingin ku bercanda tanpa sekat
cubiti aku dengan kasih sayang Mu
cambuk aku dengan cinta Mu
hingga memar tak terhiraukan
tanda menyatuku dengan Mu

Allah ku
Kau..dengar kan  ?
semoga diam-Mu adalah anggukan

Senyap

sebaris kata yang ter_eja
mewakili nuansa yang terekam
kala langkah susuri lorong panjang
sendiri mengemas diri
terlihat gontai menapak penuh tatap
seakan dirimu menikmati
tiada ragu yang memberat beban dipundak
selalu terselip senyum mengulum
disetiap kelok yang terlewati
tapi entahlah
tak terdengar dengus nafas berkeluh
bahkan sepi pun tak terlantun riuh berkidung
sedang dirimu berjalan tanpa sesiapa
tak menggandeng apapun
ataukah sepi sudah tak pernah lagi
menyinggahi telaga jiwa
mungkin ia terpelanting menjauh

hmm,
senyap pun kian meradang
tapi tak membuai sepi

Kamis, 19 April 2012

Ritme


pijak tertiti akan bermakna
bila menjadikan bejana hidup
sebagai wadah media berbagi dan memberi

apapun multitalenta yang ada pada diri
akan menyempurnakan kemasan sang bijak
kala kemelekatan bukan dalam pencarian eksistensi
tapi sebagai kemurnian
langkah menuju tangga tangga kehidupan tertinggi
yang mampu mendermakan multifungsi pada sekitar

begitulah sejatinya
busana yang kau kenakan
mengarungi ritme pemberi hidup
hingga kan tampak anggun dan menawan
sebagai khalifah
di hadapan-Nya

Minggu, 01 April 2012

Sebait makna

Luka
menikam sebilah jiwa terbelah
alirkan rona merah mengucur
nikmatilah dengan surasa
karena ia dihadirkan
bukan penanda rintihan sakit
tapi sebagai alarm bagi jiwa yang letih
pengingat bahwa alur hidup yang meniti diatas luka
bukan berarti sebagai pesakitan
justru dengan luka
mampu menyelami makna sebuah perjalanan

Maka
lumatlah hingga terkunyah
telanlah perlahan dengan kelembutan
semayamkan dalam jeda sejenak
rasakan dengan bijak nurani
niscaya kan kau temukan
sebentuk kenyamanan yang melebihi
tetesan bulir bahagia
karena disana mengendap
makna pemurnian jiwa
menuju telaga kedamaian

Kamis, 29 Maret 2012

Dimensi


Perjalanan panjang membentang penuh belukar ilalang dalam tapakan, kadang mengusik disetiap nafas terlewatkan, tapi selalu kumaknai sebagai rute yang menyimpulkan rona bahagia,
seperti kupu yang terbang dimanapun ia singgah tanpa memandang nuansa bahkan selalu keceriaan yang terdekap
Apapun yang membias baik rintih yang menderu, mengoyak sukma mengurai bintik-bintik tentang lakumu, cabikan tak lagi memenuhi ruas hati dan telaga jiwa senantiasa membening, selamanya kan kubiarkan dirimu bermain dalam dunia yang menjanjikan kesia-siaan
Begitupun dengan adanya diriku, biarkan melayang dalam kancah imaji tanpa prasangka membenalu yang hanya menumbuhkan beda warna persepsi
Bermainlah yang cantik dan menawan, itu akan terlihat lebih anggun, dengan saling memahami
privacy, hingga tercipta jalinan harmoni yang didamba

Dan aku telah sampai pada sepenggal perjalanan....hmm..terimakasih Tuhan

Sabtu, 24 Maret 2012

Dilema


Jika adaku tak lagi sebagai penyempurna
dan jika adaku menyiratkan luka
maka lebih baik adaku tiada
setidaknya bisa membuatmu menari bahagia
itu sudah lebih dari cukup lalui pijakku

Memaafkan
tindak yang terbijak
dan mencoba
hentikan berbagai alasan
yang hanya menyatakan kebenaran
atau menjadi pembenaran

Jumat, 23 Maret 2012

Ketidaksengajaan


berawal dari "ketidaksengajaan" retina tertatap tingkahmu yang menjadikan lembar kenangan menguak kembali dengan menanggalkan keobyektifitasan praduga
ada retak dirasa menggaung gundah
ada resah berselancar dijiwa
menggelayut tanya terselip disetiap waktu berpijak
namun tak kuhiraukan
karena bagiku itu kesia-siaan
dan inginku hanya berlalu
menempatkan diri pada titik nyaman dalam persepsiku
dengan begitu aku mampu menguburkan jejak
dalam pusara kelam

Paradigma bahagia


ini bukan sebuah harap tersimpan
tentang sensasi dalam hidup
yang penuh beragam warna
getir
bahagia
atau apapun jenisnya
sering kali membuat kita terperangkap
pada sebuah moment menyudutkan
yang datang dari dampak suasana sesaat

satu hal pasti
apapun bentuknya
semua adalah nikmat dan karunia-Nya
berpandailah mensyukuri apa yang ada
dengan kebijakan penerimaan di semua wajah kehidupan
dan setelahnya

" SELAMAT DATANG BAHAGIA"

serasa lambaian ilalang menyapa datangnya mentari

akan tiba saatnya


dengan lembut angin meniup
selembar daun hingga lepas dari tangkainya
jatuh perlahan menjamah bumi
lalu kupungut dalam telapak

mengapa engkau pasrah tanpa keluh : bisikku lirih

dengan bijak, terdengar gumammu :

bila tiba saatnya, apapun akan meluruh
dan saat angin membelai permukaanku
bukankah itu sebagai wujud kasih sayang-Nya
dalam bentuk pendar cinta

Kamis, 08 Maret 2012

hendak ku

Pintaku sederhana

mimpiku sangat sederhana

dan inginku cukup sederhana

kembalilah cinta

dalam keindahan rasa

sedia kala

Selasa, 06 Maret 2012

Letihku



hanyalah sebuah asa
mengurai di bilik logika
bergerak ikuti arus nalar
meski lelah mendasari
sebuah perjalanan terus terdaki

kerap letih menyusup
di sela pengandaian bisu
tanpa kelu berkesah
meniadakan sesal


aku hanya segenggam hasrat
melaju di bisik kata nurani
tak peduli diluar sana berkicau
tak bergeming akan letupan
tentang se onggok egosentris
karena aku
penuh kulum senyum pasti

sebagai terapi jiwa
menyimpan ruh bertajuk sabar
jauh dari syahwa sangka mengiringi
hanya sang diri yang mengenali
kalau senyumku adalah penyembuh

Jumat, 27 Januari 2012

Catatan yang terpenggal

Masih hangat sajianmu
sepinggan lara kucicipi pahit buatanmu
terasa kembali di tengkuk tenggorokanku
sebanding kala waktu yang usai

bak petir gemuruh tanpa hujan
kegalauan langit menjelma
semaikan luka yang diperam
muncul di semak membelukar

kini
tak peduli kelakarmu berkoar
tak peduli sederet lakumu
cukup dalam diam
beradanya diriku

Rabu, 25 Januari 2012

Derit kesunyian


Menikmati nuansa sunyi dalam riaknya

debur kesyahduan ada kedamaian di lipatan gemuruhnya

lalu hening bertandang

penuhi dimensi sepi

resapi saat dirimu larut didalamnya

lepas dari belantara pikir yang membelukar

mendekap dualitas dalam senyum mengulum

ach,..selamat datang kehidupan

kesadaran yang hakiki telah kau temukan



Jumat, 20 Januari 2012

Bermainlah dalam rinduku




Belai rindumu menyentuhku
menyesak penuhi rongga denyut nadi
deraikan bulir mutiara bening di sudut kelopak
karena tak kuasa mendekapmu
membawamu dalam bilik perinduku

senyummu permainkan lambung imajiku
limbungkan hasrat untuk menjamahmu
tapi dayaku hanya sebatas pandang
bermainlah sayang,
di ayunan kasihku

Rebahkan parasmu di pangkuanku
biarkan jemariku leluasa merengkuh
setiap ruas lekuk tubuhmu
hingga gelak rindu menggema
tawarkan sendu dalam pelukan

Ach,,indahnya sayang
kau permainkan rasaku semalam
meski sejenak bayangmu melintas
membasuh kerinduan
lelapkan malam dalam kenang

Kamis, 19 Januari 2012

Keanehan yang dirasa indah



Bermula dari seringnya berpeluk dengan keheningan
merambat menapaki tangga tangga kesunyian
duduk menempati bangku kesendirian
bukan sepi yang hinggap dalam rasa
malah kedamaian saat masuk di kehampaan
akhirnya menyatu, lebur dalam dunia yang jauh dari hingar bingar
timbul kejanggalan memang, yang sebagian orang menyebutnya suatu "keanehan"

Bagi saya berkawan dengan hening, sunyi, sepi
ada sentuhan bahasa jiwa bercakap dengan sang diri
tertuang dalam notasi aksara
melibatkan semua kemajemukan rasa tersaji
dan keanehan berikutnya
saya menyukai bila diacuhkan
karena saat terindah menanti saya
leluasa menumpahkan yang tersirat dari kecamuk belantara benak

Segala letih, penat, lelah kan tertuang dalam bejana hasrat
tak ada celah memikirkan tema yang bertajuk praduga maupun prasangka tak berujung
semuanya dialirkan dalam telaga kejernihan yang menampung keteduhan

Nuansa baru


Sepercik kelam haru terpelanting
pelan melambung tersembunyi dibalik deretan awan
gelegar petir menamparnya pilu
bersama hujan luruh membumi

tak ada hasrat tuk menoleh yang tlah berlalu
biarkan terkubur tertimbun
di sepetak kotak lenyapkan memori
karena nuansa baru telah tumbuh

serpih gelap tak lagi membias
tergantikan nuansa bening
sesejuk tetes embun diselarik dedaunan
endapkan secercah kedamaian

Nuansa baru telah tercipta, di pembatas alur usia
menutup gerai silam yang mengabut
larungkan ke pusara mengabadi
lepas menyublin selaksa buih pendewasaan

Biarkan larut bersama lenturnya ketulusan
yang memapah bahasa jiwa
merambat di palung terdalam
dimana esensi keberadaan-Nya menyatu dalam nalar

Rabu, 18 Januari 2012

Jalan ini,..



Jalan ini tak lagi lengang
riak kecil menyuara
dintara serbuan prahara
dilipatan waktu yang terlewati

Jalan ini tak lagi sunyi
yang selalu bertutur kidung keheningan
kecipak nada sumbang
menyulut bait lisan, lepuhkan bahasa jiwa

Jalan ini pun
temali pasrah mengikat
tuk lanjutkan sejengkal langkah
membiarkan arah mata angin

menunjukkan tanda
dimana hendak bermuaranya
mungkin akan kembali menuju jalan ini
Entahlah,..

Tak berpelangi



Ada lelah menggurat
meremas kanvas putih
runtuhkan surai asa yang telah terbangun
mengundang jiwa jadi lunglai


lemah
rapuh
tertatih



Mestinya langit merona
hamburkan senyum menyimpul kilau pelangi
tiba tiba terhalang barisan mendung
senyawa pun tercabik


Peluh terlanjur letih
membahasakan tentang lakumu
sabar sebagai sandaran pamungkas
mendamba kelak
biarkan hujan yang meluluhkan

Minggu, 15 Januari 2012

Senja pun Lena



Kanvas waktu di ufuk maya
bertandang menyapa kekosongan jiwa
berawal liukan eja terbingkai aksara
pesonakan nurani yang menyimak
hingga membuai imaji sang penikmat

Sesaat hasrat terketuk menyentuhnya
saling berpagut tak terelakkan
denting rindu bertalu
kepakkan syair mendayu
ketika sua berselang jeda

Pelan musim bergulir
riak jemu meronta
diantara kemajemukan dusta
letih pun melepuh sekujur rasa
hingga jelang senja

Tersadar
waktu menyeret raga
terjebak di kanvas maya
bermain warna dalam bias semu
endapkan timbunan kesia siaan

Seteguk kenikmatan



ada pekat mendekap
menjalar penuhi rongga
perlahan menyesak di ruas nadi
hingga legam tertutup kelam

ada gelap menyisir
dalam lorong tiada lentera
sunyi temaram melingkupi
hanya hening bersenandung

cukup tirta suci
basuh lelah sekujur nurani
meski seteguk aliri
nikmat tak terkira

hanya sebuah tutur



Bila telah sampai di ujung masa
tak ada lagi aksara berbincang
tak dibutuhkan ucap
untuk berkata
cukup dalam diam
sebagai wujud kesadaran
telah hadir menjiwa