hanyalah sebuah asa
mengurai di bilik logika
bergerak ikuti arus nalar
meski lelah mendasari
sebuah perjalanan terus terdaki
kerap letih menyusup
di sela pengandaian bisu
tanpa kelu berkesah
meniadakan sesal
aku hanya segenggam hasrat
melaju di bisik kata nurani
tak peduli diluar sana berkicau
tak bergeming akan letupan
tentang se onggok egosentris
karena aku
penuh kulum senyum pasti
sebagai terapi jiwa
menyimpan ruh bertajuk sabar
jauh dari syahwa sangka mengiringi
hanya sang diri yang mengenali
kalau senyumku adalah penyembuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar