Sabtu, 25 September 2010

Ada Apa Hari Ini



memohon, meminta, mengharap, mengingin
deret ukur kata bisa tercipta di hari ini

suka, senang, bahagia
antrian seuntai kata terdampar di hari ini

tawa, canda, riang, ceria
setumpuk rasa kan terungkap di hari ini

sedih, tangis, haru
seluas ketulusan terhampar di hari ini

Ada apa dengan hari ini

Mendamba rangkulan Keagungan Asma-Mu
menanti pendar cahaya-Mu merasuk ruang jeda batin ini

Kamis, 23 September 2010

Suaranya itu bikin geli.......



Tahukah kamu apa yang aku suka dari gambar ini
suaranya hingar
menyentuh telinga kadang gelisah

Tahukah kamu apa yang kusuka lagi darinya
detaknya lihai
merebak jantung kadang gelimbungan

Tidakkah kau ingin tahu kelebihan darinya
ia membuat aku rindu
ia menjadikan aku bening

Masihkah kau ingin tahu tentangnya
ia selalu menjelma berkelebat dalam benakku
saat malam menjelang tidur

Aku ingin suara itu tak berubah
sampai diriku terlelap

Selasa, 21 September 2010

Hanya [ingin] Berjalan



" Terimakasih " kehidupan, terlalu besar muatan yang terkandung dalam kata itu.Kata itu hanya pantas jika diucapkan pada yang telah memberikan anugerah, yang nilainya sebanding dengan kata itu...


Berjalan [lah]
jangan pernah berbelok mundur bahkan tak usah [lah] menoleh ketika hendak mengais jejak langkah yang tlah tertoreh, karena kamu hanya akan bertemu dengan ruang kosong yang berpenghuni kata kecewa,setumpuk ejaan yang berserakan sarat kebencian

Berdiam [lah]
andai badan hampamu tak kuasa menjauh dari onggokan sampah jiwa, nikmati [lah] keheningan yang mengisi celah batin sampai aroma surgawi memutihkan warna bau yang terabaikan

Berjalan [lah][lagi]
menuju hamparan taman bunga kebahagiaan yang tlah lama menanti sentuhan tangan-tangan keajaiban, dan tanpa disadari di sana [lah] kesabaranmu akhirnya berpijak

[lagi] berjalan [lah]
jangan pernah mengaburkan keindahan hati yang tlah kamu yakini keberadaannya tuk mengikuti setiap jejak yang kau singgahi menatap kehadapan, seraya bergumam..."terimakasih" kehidupan

Selasa, 14 September 2010

aku berhak bahagia



Malaikat kecilku..ajarkan aku tentang cinta dan kasih
ketika kebencian menguasai diri
Malaikat kecilku..tuntun aku belajar memaafkan
saat rasa berpaling
Malaikat kecilku..dekap aku dalam senyumanmu
kala prahara berkunjung

Selasa, 07 September 2010

disquiet



" Everything even tragedy is a gift in disguise "


Waktunya telah sampai untuk berada dan menikmati ketidaknyamanan rasa
Menyesalkah akan apa yang terjadi dan yang telah dilakukan ?
Bukankah kegagalan dan makian adalah obat kuat kehidupan


Makilah dengan sapamu karena aku pantas menerimanya
cemoohlah dengan tutur katamu dan aku layak menyandangnya
tamparlah dengan lembut usapmu
disaat aku menunggu tatapan merah matamu

Yang kuharap hanya Cinta-Mu
bukan cinta kekasihku
Yang kuangankan gelora rindu-Mu
bukan rindu untuk kekasihku

Ke mana aku harus lari
dari rasa ketakutan
kebencian
keangkuhan

Biarlah aku bersembunyi dan berlindung pada-Nya

Senin, 06 September 2010

keep strong


"Ketika hidup sudah mengalir dengan apa saja yang mungkin terjadi, dan dengan modal ini manusia belajar 'terpusat' dengan menerima proses yang sedang terjadi, tatkala itu juga perjalanan manusia sampai di puncak kehidupan "




saat perjalanan yang cukup melelahkan kemarin, rasa penat mengaburkan pandangan hingga bagai berkabut jalan tak terlihat dari kejauhan. Menghentikan perjalanan tidaklah mungkin karena gelap semakin turun menyelimuti keraguan untuk melanjutkan perjalanan. Berbelok mundurpun rasanya tak kan terjadi untuk menoleh lagi ke belakang. Duduk sejenak di kursi panjang reyot yang sudah terlihat kusam. Entah darimana hadirnya dikagetkan seberkas sinar beraga menepuk bahu sambil mendekat seakan ada yang hendak dibisikkan..."Bukankah kamu ingin pulang, berdiamlah sejenak di kota ini, bukalah sajadah..!!! setelah kau hamparkan sajadah itu, engkau akan menemui-Nya dan Tangan-Nya akan selalu merengkuhmu menuju pintu pulang..." Tak terpikir untuk tau siapakah Ia ?? bergegas dan berjalan lagi menuruti suara hati menepis rasa takut yang menggelora walaupun tlah disembunyikan. Ditemani sepi menuju sebuah pintu yang sudah terbuka menyambut datangnya mentari. Hmmm....Segala Puji bagi Allah, sampai mentari terbit aku tlah berada di dalam...Maha Suci Allah
Sujudku karena kerinduan-Mu......

dalam Tanya



Sesekali berdiamlah di-tempat aku berdiri
merasakan tubuh penuh bercak prasangka
tak ada lagi ruang bagi kejujuran

Jika keraguan mampu pergi
tak akan lagi aku berdiri di tempat itu

yang selalu dalam tanya
mengharap sebuah kepastian

Tumpah [lagi] [lagi]



bulir bulir rinai itu perlahan
pecah berhamburan menapak bumi
sedu sedan isak menghimpit
meratapi langit yang sedang berduka

Tumpah
[lagi] [lagi] basah
katamu tak di sengaja
tapi bukan kebetulan..itu juga yang kau katakan

ini untuk kau dan aku saja
maukah kau berjanji tuk tak menyampaikan padanya?

Mestinya



Setiap perjalanan dalam kegelapan memerlukan bantuan-bantuan cahaya. Namun ada sumber cahaya yang kerap dilupakan orang, cahaya yang berasal dari dalam


Mestinya

"Kamulah yang mengingatkan.." ujarmu

Biarkan Tangan-Mu yang menyapa
saat jari penanya menari mengurai
serakan kata merajuk

Untuk siapa
Untuk apa

Tidakkah kau tau
Berjuntai celoteh tak putus
menyadarkan sebentuk cinta agar tetap utuh

Pernahkah kau bertanya dalam diri

Mestinya...

Sabtu, 04 September 2010

Menepi



Badai ini deras sekali


Aku ingin menepi
Biar...biarkan aku berada di sini
memutuskan berpijak di sini
tak tau kapan akan kembali


Ijinkan di sini
aku ingin menepi
mengarang asa sendiri
mewujudkan mimpi jadi pasti

sejenak di sini
aku ingin menepi
berkawan sepi
yang tak pernah sendiri

Tuhan
terimakasih Engkau hempaskan badai
aku bisa terdampar di sini
pulang menemui-Mu
merindu sentuhan cahaya-Mu

Tuhan
biarkan aku menepi
kembali pada-Mu

Hanya Pada-Mu




Dengan Kasih-Mu
aku tau Engkau selalu mendampingiku

Hanya dengan Sayang-Mu
aku mampu menggiring rapuhnya malam
saat pecah tangis jiwa hendak merengkuh-Mu

Bersama Kasih Sayang-Mu
aku tak ragu menghalau ketakutan
tak segan menepis kesunyian

Seiring nyanyian Asma-Mu

Akankah.....



Kita diciptakan memang berpasangan

Pernahkah terpikir....

Jika hari ini adalah hari terakhir kita bersama

Apa yang akan kita lakukan di hari terakhir ini...???

Menangisi hari perpisahan

Atau

Justru melakukan hal-hal terbaik bersama

yang akan menjadi kenangan sepanjang usia...??

Rabu, 01 September 2010

Hilangkanlah



Kuijinkan
bermainlah sayang selagi kau menikmatinya
jangan pedulikan burung terbang tinggi
walau aku bersamanya

Aku melihatmu dari angkasa
iya sayang aku bisa menatapmu dari langit
ada aura kebahagiaan di matamu
ketika permainan itu kau mulai

mengapa harus aku halangi
betapa egoisnya aku tak memberikan ruang untukmu
disaat rasa kangen menghampiri jiwamu
lekaslah pergi permainan sudah dimulai

Hilangkan aku sejenak sayang
biar kamu lepas berada dalam permainannya
tak ada lagi bentang jarak
yang harus disembunyikan

Maafkan aku menjauh....

Maafkan



tertunduk malu bermain kata hati
memaknai ketidakselarasan realita dengan getirnya rasa

tersipu merah meredam kerasnya hati
memahami ketidaksadaran merambatnya keangkuhan diri

terantuk pasrah melerai nyanyian batin yang mengamuk
dalam keteraturan waktu yang sebentar lagi akan terhenti

terdiam sunyi dalam larutan ampas gelap keheningan
namun binar mata tak juga jenuh

Enggan diri ini berharap menampakkan di hadapan-Mu
saat wajah ego berselimut dalam jiwa

kumohon jangan jauhkan pendar cahaya-Mu

Tak kuasa diri ini berlindung dalam pelukan-Mu
ketika pertikaian hasrat menggebu

kupinta dekatkan diri ini dalam pangkuan-Mu
berikan kepantasan jika ini kehendak-Mu
dalam sebuah pengampunan kata maaf atas keangkuhan diri